Bab
I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Banyak orang diseluruh Dunia mengakui pendidikan jarak
jauh (Distance Learning) dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efektif
untuk mengatasi permasalahan yang sulit diatasi dengan cara konvensional.
Permasalahan yang muncul misalnya banyak anak usia sekolah tetapi tidak
dapat mengikuti pendidikan konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari
sekolah, banyak anak maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan
tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena harus mencari
nafkah atau pun ketika kecil tidak mendapatkan pendidikan yang baik.
Virtual Learning adalah salah satu system pendidikan
jarak jauh yang bertujuan untuk mengevisiensikan dan mengefektifikan metode
pembelajaran dengan menggunakan internet. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi
masalah dalam proses pembelajaran dalam konsep Virtual Lerning ini.
Dalam system pembelajaran melalui internet isi
pembelajaran disampaikan secara online. Dalam system pembelajaran ini siswa
berdiskusi, belajar, bertanya dan mengerjakan soal soal latihan secara online.
Semua proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang
kelas tertentu, tetapi mereka berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan
pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa
I.2 Tujuan
· Memberikan
Informasi yang berkaitan dengan Virtual Learning
· Mengerjakan tugas makalah dan presentasi kelompok mata
kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diempu oleh Bapak
Cecep Kustandi, M.Pd.
I.3 Rumusan Masalah
-
Apa itu Pendidikan Jarak Jauh?
-
Apa saja jenis tutorial dan kelemahannya?
-
Bagaimana menciptakan Virtual Classrom?
-
Apa saja kelemahan Vitual Classrom?
-
Sebutkan salah satu contoh virtual classroom?
-
Apa saja keutungan kelas virtual untuk pengajar dan peserta didik.
Bab
II
Pembahasan
A. Definisi Pendidikan Jarak Jauh (Distance Learning)
Banyak definisi yang digunakan untuk distance learning
ini. JW. Keegan melakukan penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan
definisi distance learning yang digunakan di berbagai Negara di dunia. Menurut
dia ada 6 unsur dasar pengertian (six defining elements) yaitu:
· Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang
membedakan distance learning dari pendidikan konvensional.
· Adanya lembaga yang mengelola distance learning. Hal
ini yang membedakan orang yang mengikuti distance learning dari orang yang
belajar sendiri
· Digunakan media sebagai sarana intuk menyajikan isi
pelajaran. Misalnya melalui media elektronik, media massa dan media cetak.
· Diselenggarakanya system komunikasi dua arah antara
guru dan siswa, atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan
manfaat dari pembelajaran tersebut. Dalam proses ini siswa lebih berinisiatif
untuk melalukan komunikasi.
· Pada dasarnya pendidikan ini bersifat individual
karena tidak tergantung dengan organisasi penyelenggaranya.
B. Jarak transaksi dan
cara menjembataninya
Menurut Dewey dalam Moore(1903) menjelaskan bahwa transaksi
pendidikan merupakan interaksi antara individu, lingkungan , dan perilaku yang
terjadi dalam situasi tertentu. Transaksi pendidikan terjadi antara siswa dan
guru dalam distance learning bersifat khusus karena keterpisahannya satu sama
lain. Jarak transaksi ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi antara siswa
dengan guru. Oleh karena itu perlu dijembatani supaya perbedaan persepsi itu
dapat berkurang atau hilang. Menurut Moore (1903) jarak transaksi itu dapat di
jembatani melalui komunikasi dan percakapan (dialoge). Artinya makin mudah dan
semakin sering guru dan siswa berinteraksi semakin kecil kemungkinan terjadinya
kesalah pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam distance learning
sangat lah penting interaksi guru dan muridnya agar proses belajar dapat
terjadi dengan baik.
Moore (1983) mengatakan semakin baik media yang digunakan
semakin baik proses pembelajaran akan berlangsung. Media yang digunakan juga
sangat mempengaruhi ada tidaknya komunikasi, dialog, atau interaksi antara guru
dan siswa. Kalau yang digunakan adalah tv, radio, atau buku kesempatan siswa
untuk berinteraksi, berdialog dan berkomunikasi dengan guru sangat kecil. Audio
conference, video conference, atau internet membuka lebih besar peluang
terjadinya inteaksi antara guru dan murid sehingga kecil kemungkinan terjadinya
perbedaan penafsiran isi pelajaran.
C. Beberapa jenis tutorial dan
kelemahannya
Tutorial
dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya tutorial tatap muka, tutorial surat menyurat, tutorial
melalui telepon, tutorial audio dan video conference.
a.
Tutorial tatap muka
Siswa
dan guru bertemu muka secara berkala untuk memberikan kesempatan kepada siswa
menanyakan kesulitaan yang dihadapi siswa. Tutorial seperti ini sangat bagus mengurangi
jarak transaksi antaraguru dan siswa. Denganb demikian kesalahahaman penafsiran
isi pelajaran dapat diperkecil
Kekurangan
yang ada dalam tutorial ini:
Tutorial
tidak dapat dilakukan terlalu sering. Makin sering biayanya semakin mahal.
Niassanya tutorial ini diadakan seminggu sekali, sebulan sekali atau bahkan
hanya 2 atau 3 kali dalam satu semester. Hal ini menyebabkan siswa harus
menunggu lama untuk mengutarakan kesulitannya kepada guru. Tutorial ini
biasanya bukan merupakan keharusan. Akibatnya banyak siswa yang memilih
tidak hadir
b. Tutorial
melalui telepon atau surat
tutorial
jenis ini tidak banyak dimanfaatkan siswa, padahal biayanya relative murah dan
mudah melakukannya. Kendalanya mungkin tidak semua siswa mempunyai telepon
ataupun sungkan menanyakan pelajaran kepada guru melalui telepon atau surat. Disamping itu
tutorial melalui surat
jawabannya seringkali datangnya terlambat.
c. Tutorial melalui
konfrensi audio atau video
Tutorial
ini jarang digunakan karena biayanya relative lebih mahal karena kebutuhan
waktu, jaringan internet, dan tenaga pengajar.
D. Sistem pembelajaran melalui
internet
Dalam system pembelajaran melalui internet isi
pembelajaran disampaikan secara online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi,
belajar, bertanya dan mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses
pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas
tertentu, tetapi mereka berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan
pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa. System pembelajaran ini sering
kali disebut e-learning, virtual learning, virtual classroom, atau virtual
campus (Potter,1997).
Potensi
utama virtual learning sendiri adalah dapat memberikan peluang siswa untuk
berinteraksi secara synchoronous dengan guru, teman maupun bahan belajarnya.
Selain guru dapat mengontrol aktivitas belajar siswa melalui internet, dan juga
virtual learning dapat menyajikan bahan ajar lebih menarik dari pada proses
yang terjadinya di kelas.
E. Menciptakan kelas
VIRTUAL(virtual classroom)
Pembelajaran
multidimensi yang akan membawa proses pembelajaran kearah yang lebih
kontekstual dan nyata. Sejauh ini dunia baru ini belum banyak disentuh dan
dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk membantu pembelajaran di ruang-ruang
kelas mereka.Padahal kelas/dunia virtual ini didesain sedemikian rupa sehingga
menyerupai dunia aslinya. Belajar di kelas virtual semacam ini
memungkinkan kita (guru dan siswa) mendapatkan banyak manfaat dan akan
mendapati kejutan-kejutan baru dalam belajar.Kejutan baru itu dapat kita
rasakan mengingat sesuatu yang kita pelajari/belajarkan kadang hanyalah berupah
gambaran abstrak tentang suatu fenomena,peristiwa atau hanya sebatas
rumus-rumus belaka.Di kelas virtual inilah gambaran abstrak itu kian menjadi
nyata dan memesona. Di kelas virtual ini Guru dan siswa dapat menggunakan
simulasi dan visualisasi untuk memahami suatu konsep. Dimana dunia virtual
memudahkan guru maupun siswa menyimulasikan berbagai materi pelajaran yang
mungkin sulit dilakukan di dunia fisik. Misalnya mengenai perjalanan ke bulan,
gempa bumi, tsunami, pembedahan jantung, peradaban Mesir, dll. Melalui dunia
virtual, siswa juga bisa memvisualisasikan materi belajar seperti rangkaian
DNA, tata surya, dansejenisnya. Dikelas ini juga Guru dan siswa bisa
bertemu dan berdialog dengan berbagai ahli dari belahan bumi manapun.
Kesempatan ini memungkinkan baik guru maupun siswa belajar dari sumber yang
berkualitas. Kelas ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan darwa wisata
(fieldtrip) dan belajar dari tempat-tempat yg dikunjungi tanpa biaya Tidak bisa
kita pungkiri bahwa belajar langsung di tempat yang berhubungan dengan topik
yang sedang diajarkan akan lebih berkesan bagi siswa. Tetapi sering kali biaya
menjadi kendala dalam melakukan kegiatan ini di dunia fisik. Di dunia virtual,
banyak sekali tempat baik itu tempat bersejarah seperti candi borobudur, tembok
besar Cina, rekator nukir, NASA dan objek lain yang tersedia dan bisa
dikunjungi kapan saja tanpa biaya.
Pembelajaran
virtual ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan kolaborasi antar sekolah
dengan lebih mudah dan hampir tanpa biaya. Kolaborasi ini bisa dilakukan dengan
jalan bertukar informasi dan pengetahuan maupun melakukan proyek pembelajaran
bersama antar sekolah. Kesempatan ini memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran yang adil bagi keragaman peserta didik. Sebagaimana diketahui
bersama bahwa sekolah-sekolah favorit dan besar lebih diuntungkan dari segi
fasilitas dan SDM dibanding dengan sekolah kecil/swasta.Kolaborasi pembelajaran
ini juga akan memperkecil kesenjangan antara sekolah yang sudah mapan dan
berkualitas dengan sekolah yang berada di bawahnya baik dari aspek
proses,ketenagaan maupun sarana dan prasarananya. Karenanya pembelajaran
di kelas virtual ini akan semakin memudahkan dan memberikan secercah harapan
baru akan hadirnya pembelajaran berkelas dunia dari ruang-ruang kelas
kita,semoga kita bisa menjadi katalisator dari dunia yang semakin sempit ini.
Menurut Potter(1997), menciptakan kelas virtual harus mempertimbangkan berbagai
hal agar pembelajaran dapat terjadi dengan efektif
1.Dilengkapi
dengan sumber belajar pada saat dibutuhkan siswa tersedia dan mudah diakses
2.
Menyediakan ruang untuk percobaan dan penerapan sama seperti halnya system konvensional
yang diberi kesempatan melakukan percobaan, menghadapi worksop, melakukan
demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas.
3.
Menyatukan siswa dan guru supaya merekabersilap terbuka dan bertukar gagasan
4.
Memberikan harapan pada siswa untuk terjadinya proses belajar dan menciptakan
lingkungan yang konduif untuk belajar.
5.
Menjadi sarana sebagai pengembang kebebasan akademik. Contoh melakukan
percobaan, dalam membuat asumsi, dalam berinteraksi dengan kelas lain tanpa
harus ada rasa takut dan cemas.
6.
Harus dapat memberikan penilaian terhadap kinerja siswa.
F. Kelemahan Kelas Virtual
Kelas virtual diciptakan dengan bantuan internet. Ada beberapa kelemahan dari virtual class ini
diantaranya:
Ø Penggunaan
internet memerlukan infrastruktur yang memadai
Ø Penggunaan
internet yang mahal
Ø Komunikasi
melalui internet sering kali lamban
Ø Terjajadinya
salah penafsiran
G. Kelas Online Gratis
Free Virtual
Classroom yang
disediakan oleh WiZiQ adalah sebuah kelas online dimana pengajar dan yang
diajar terhubung secara online. Kelas virtual ini akan menggunakan fitur
audio-video conference, chatting, papan tulis, dan content
sharing. Kelas ini
gratis, alias tidak dipungut bayaran dalam penggunaannya. Kelas juga akan
direkam dan akan bisa diakses lagi di WiZiQ yang nantinya bisa digunakan untuk
kajian ulang atau referensi.
Peserta
bisa mengikuti kelas dan bisa menikmati percakapan secara verbal dengan peserta
lain di kelas yang sama, gambar atau tulis sesuatu di papan tulis serta berbagi
file-file PowerPoint, PDF, Flash dan Gambar.
Beberapa
keuntungan untuk Pengajar
*Menyediakan sistem utuh manajemen pengajaran online tanpa menginstall software apapun
*Pengajar mendapatkan kelas virtualnya tanpa biaya apapun
*Jadwal online bisa diatur sesuai keinginan dan waktu dari pengajar
*Pengajar bisa berinteraksi dengan peserta ajarnya melalui papan tulis online, apakah itu berupa tulisan atau dokumen, dan dengan two-way audio dan fitur chatting
*Pengajar bisa membuat account profilenya
*Kelas bisa berupa one-on-one class atau terdiri dari beberapa orang dalam satu kelas
*Pengajar bisa dan diperkenankan meminta bayaran pada peserta ajarnya
*Menyediakan sistem utuh manajemen pengajaran online tanpa menginstall software apapun
*Pengajar mendapatkan kelas virtualnya tanpa biaya apapun
*Jadwal online bisa diatur sesuai keinginan dan waktu dari pengajar
*Pengajar bisa berinteraksi dengan peserta ajarnya melalui papan tulis online, apakah itu berupa tulisan atau dokumen, dan dengan two-way audio dan fitur chatting
*Pengajar bisa membuat account profilenya
*Kelas bisa berupa one-on-one class atau terdiri dari beberapa orang dalam satu kelas
*Pengajar bisa dan diperkenankan meminta bayaran pada peserta ajarnya
Beberapa
keuntungan untuk Peserta Ajar
*Peserta bisa mencari pengajarnya sendiri
*Belajar dari rumah, langsung melalui internet dengan browser yang mudah dipahami dan digunakan, tanpa menginstall apapun
*Bisa mengakses tutorial sesuai dengan materi ajar pilihan.
*Peserta bisa mencari pengajarnya sendiri
*Belajar dari rumah, langsung melalui internet dengan browser yang mudah dipahami dan digunakan, tanpa menginstall apapun
*Bisa mengakses tutorial sesuai dengan materi ajar pilihan.
7
Bab
III
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
Semakin diminatinya pendidikan jarak jauh haruslah mementingkan aspek
efektifitas dari pembelajarannya tersebut. Pendidikan jarak jauh (distance
learning) juga harus di imbangi dengan ada nya insfrastrukur yang baik. Karena
melaksanakannya juga butuh biaya yang mahal pada saat ini hanya dapat di
kembangkan untuk daerah perkotaan. Jadi agar kondisi pendidikan tidak
tertinggal, kelas virtual atau distance learning ini sangat lah membantu dan
perlu dikembangkan.
Saran
1. E-learning virtual classroom
harus
terus dikembangkanterutama oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan
2. Antara siswa dan pengajar harus ada komitmen
yang kuat agarpenyelenggaraane-learning virtual classroom mencapai
tujuanpembelajaran yang ditargetkan
Daftar Pustaka
Anung Haryono & Abubakar
Alatas, Virtual Learning, Pustekkom Jakarta : 2003
Wawancara dengan Ibu Murti
Westy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar